Kami sering mendapat pertanyaan yang intinya mempertanyakan angka volume pada Index. Misalnya COMPOSITE (IHSG), LQ45 dan lain-lain. Kebanyakan member menanyakan dari mana angka tersebut dan mengapa berbeda dengan sumber data lainnya, misalnya YAHOO dan lain-lain.
Pertama, angka yang dimasukkan sebagai volume pada data Index tidak menggunakan volume riil transaksi. Angka yang kami gunakan adalah angka value/nilai transaksi berdasarkan transaksi hari tersebut. Jadi, nilai yang kami gunakan adalah nilai rupiah dari transaksi hari tersebut.
Selanjutnya, mengapa menggunakan angka value dan bukan volume yang seharusnya digunakan? Penjelasannya begini. Semua ini bermula dari “Teori DOW“. Charles Dow sebagai pencetusnya, mengemukakan beberapa teori sebagai dasar analisis teknikal. Salah satu teori tersebut adalah : “Trends are confirmed by volume”.
Teori ini sendiri berlaku untuk saham, namun bila diterapkan pada index akan menimbulkan kerancuan. Penggunaan volume pada index akan menyebabkan mis-leading (penyesatan). Seperti kita ketahui, index merupakan gabungan dari berbagai saham. Ada yang nilai-nya (harga) tinggi, misalnya Astra International (ASII), juga banyak yang harganya rendah (baca: murah).
Sebagai contoh, bila terjadi pembelian/transaksi secara masif pada saham ASII, Volume index belum tentu naik secara signifikan. Mengapa? Hal ini disebabkan karena harga ASII yg tinggi, namun value (harga/tupiah) tidak naik secara signifikan. Padahal IHSG bisa melesat tinggi. Apakah kondisi ini berarti kenaikan index tidak valid? Silakan lihat contoh perhitungan di bawah :
Kita asumsikan harga ASII saat ini Rp. 48.000,- dan kita asumsikan terjadi pembelian besar-besaran senilai Rp. 100 Milyar atas saham ASII pada harga Rp. 50.000,- Volume yang dapat dibeli dengan uang senilai tersebut adalah 2 juta saham. Dengan kenaikan hanya Rp. 2000,- pastilah IHSG akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Sedangkan, bila saham berharga rendah (misalnya Rp.50,-) dan terjadi transaksi yg sangat tinggi. Apakah IHSG juga akan naik secara besar? Tidak. Namun bila kita lihat, total volumenya tentu tinggi. Dengan asumsi yang sama seperti di atas, Saham X yang berharga Rp. 50,- digoreng naik menjadi Rp. 100,-. Bila nilai transaksinya Rp. 100 Milyar, volume transaksinya adalah 1 milyar saham. Apakah IHSG akan bergerak naik secara signifikan? Meskipun harga saham X tersebut naik menjadi 2 kali lipat, IHSG belum tentu naik secara signifikan. Padahal volumenya sangat besar, lho!
Nah, untuk melakukan smoothing atas masalah tersebut, kami menggunakan nilai value (rupiah) sebagai volume atas index.
Lantas, bagaimana bila member bersikeras mengunakan data volume sebagai volume index? Kami memberikan alternatif data. Silakan tambahkan tanda “^” di depan kode index. Misalnya ^COMPOSITE, ^LQ45, ^JII dan lain-lain.
Related posts:
1. Melihat pertempuran harga saham melalui Intraday Done Summary
2. Data transaksi intraday saham dan transaksi broker
3. Data Saham Adjusted
4. EZ Meta Updater – download data saham EOD dengan mudah
5. Real Meta : Realtime stock price updater for Metastock
Tidak ada komentar:
Posting Komentar